DaftarIsi. Puisi Chairil Anwar dan Maknanya. 1. Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar. 2.Puisi 'Diponegoro' Karya Chairil Anwar. 3.Puisi 'Krawang - Bekasi' Karya Chairil Anwar. 4.Puisi 'Sia - Sia Karya Chairil Anwar. 5. Puisi 'Kepada Peminta-minta' Karya Chairil Anwar.
Dalam sejarah sastra Indonesia, ada periode penting yang dikenal sebagai Angkatan Pujangga Baru. Periode ini mencakup periode tahun 1933 hingga 1942 dan ditandai dengan gerakan sastra yang revolusioner dan artikel ini, kita akan menjelajahi Angkatan Pujangga Baru, menggali latar belakang, peranannya dalam perkembangan sastra Indonesia, serta pengaruhnya yang berkelanjutan hingga hari Pujangga Baru juga sering disebut Angkatan 1933 atau Angkatan '30-an adalah julukan yang diberikan kepada sastrawan yang aktif menerbitkan karya sastra pada tahun 1933-an. Berbeda dengan Angkatan Balai Pustaka, angkatan ini berkarya tanpa campur tangan kolonial Pujangga Baru lahir sebagai respons terhadap kondisi sosial, politik, dan budaya di Indonesia pada masa itu. Pada saat itu, Indonesia masih di bawah penjajahan kolonial Belanda, dan ada kebutuhan yang kuat untuk menggugah semangat perubahan dan kemandirian dalam masyarakat. Pujangga Baru, yang terdiri dari para penyair, penulis, dan intelektual, menggunakan sastra sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan perubahan sosial dan dan Karakteristik Angkatan Pujangga BaruPembaruan Gaya dan BahasaSalah satu karakteristik utama Angkatan Pujangga Baru adalah pembaruan dalam gaya penulisan dan bahasa. Pujangga Baru menolak bentuk sastra tradisional dan bahasa yang formal, dan mereka mengadopsi bahasa sehari-hari yang lebih sederhana dan berusaha untuk menyampaikan pesan mereka dengan cara yang lebih langsung dan akrab dengan Kesadaran SosialPara anggota Angkatan Pujangga Baru sangat sadar akan kondisi sosial yang ada di masyarakat. Mereka menyoroti ketidakadilan, kesenjangan sosial, dan ketertindasan dalam karya-karya Baru berusaha menggugah kesadaran pembaca akan realitas sosial yang ada dan mendorong perubahan yang lebih terhadap NormaAngkatan Pujangga Baru melihat sastra sebagai media untuk menyuarakan pemberontakan terhadap norma-norma yang ada dalam masyarakat dan sastra itu menolak konvensi sastra yang kaku dan mengusulkan kebebasan ekspresi yang lebih besar. Para pujangga ini memperkenalkan karya yang inovatif dan kontroversial, yang mengganggu paradigma sastra NasionalAngkatan Pujangga Baru juga sangat peduli dengan identitas nasional Indonesia. Mereka menekankan pentingnya menciptakan sastra yang mencerminkan budaya dan kehidupan Baru menggali kembali nilai-nilai budaya lokal, sejarah, dan tradisi untuk memberikan identitas yang kuat pada karya-karya yang BerkelanjutanAngkatan Pujangga Baru memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan sastra Indonesia dan menciptakan landasan bagi gerakan-gerakan sastra mereka terasa dalam karya-karya sastra modern dan kontemporer, serta dalam perubahan dalam pemikiran dan gaya pujangga dari Angkatan Pujangga Baru membuka jalan bagi kebebasan berekspresi, pembaruan gaya sastra, dan penekanan pada identitas Angkatan Pujangga Baru ditandai dengan munculnya Majalah Sastra Pujangga Baru yang terbit dari bulan Juli 1933 hingga Februari 1942. Majalah ini berhenti terbit pada saat invasi Jepang ke nusantara pada tahun 1942. Baru kemudian, setelah Indonesia merdeka, majalah Pujangga Baru terbit kembali antara tahun 1948 hingga tahun 1953.Angkatan Pujangga Baru membawa semangat kebangsaan dan kemerdekaan; serta karya-karya romantik. Umumnya gaya sastra generasi ini berbau politik atau sastrawan yang termasuk ke dalam Angkatan Pujangga Baru antara lain Sutan Takdir Alisyahbana, Armijn Pane, Sanusi Pane, Hamka, Amir Hamzah, Tatengkeng, Ali Hasymi, Anak Agung Pandji Tisna, Roestam Effendi, Mozasa, Karim Halim, Said Daeng Muntu, Sariamin Ismail nama pena Selasih, dan Fatimah Hasan Delais nama pena Hamidah.Pada halaman ini kami akan mempersempit dan hanya menghimpun karya sastra berbentuk puisi yang ditulis atau dipublikasikan pada tahun 1933-an meski beberapa di antara sastrawan tersebut mungkin tidak digolongkan ke dalam Angkatan Pujangga Baru.Angkatan Pujangga Baru adalah gerakan sastra yang penting dalam sejarah sastra Indonesia. Melalui karya-karya mereka yang revolusioner dan berani, para anggota Angkatan Pujangga Baru berhasil membangkitkan semangat perubahan dan memperkaya perkembangan sastra mereka yang inovatif telah mengilhami dan mempengaruhi generasi sastrawan berikutnya. Angkatan Pujangga Baru tetap menjadi bukti nyata kekuatan sastra dalam menggugah kesadaran sosial dan mengekspresikan identitas kami sudah merangkum beberapa contoh Puisi Angkatan Pujangga Baru untuk anda baca dan nikmati. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa. Kumpulan Puisi Angkatan Pujangga Baru beserta Pengarangnya Kumpulanpuisi 1. Kumpulan Puisi-puisi Chairil Anwar AKU Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerajang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mahu hidup seribu tahun lagi March 1943kumpulan puisi - puisi dari angkatan 20 balai pustaka, 45, sama 50 buat tugas bio tadinya, tapi gak jadi alias gagal. ya udah tak share aja... Karya Muh. Hamin 1. Adapun Kami Anak Sekarang Mari Berjejrih Berbanting Tulang Menjaga Kemegahan Jangalah Hilang, Supaya Lepas Ke Padang Yang Bebas Sebagai Poyangku Masa Dahulu, Karena Bangsaku Dalam Hatiku Turunan Indonesia Darah Melayu 2. Di Lautan Hindia Mendengarkan Ombak Pada Hampirku Debar - Mendebar Kiri Dan Kanan Melagukan Nyanyi Penuh Santunan Terbitlah Rindu Ke Tempat Lahirku Sebelah Timur Pada Pinggirku Diliputi Langit Berawan - Awan Kelihatan Pulau Penuh Keheranan Itulah Gerangan Tanah Airku Di Mana Laut Debur - Mendebur Serta Mendesir Tiba Di Papsir Di Sanalah Jiwaku, Mula Bertabur Di Mana Ombak Sembur - Menyembur Membasahi Barisan Sebuah Pesisir Di Sanalah Hendaknya, Aku Berkubur Bukit Barisan karya Moh. Yamin Di atas batasan Bukit Barisan, Memandang beta ke bawah memandang, Tampaklah hutan rimba dan ngarai, Lagipun sawah, telaga nan permai, Serta gerangan lihatlah pula, Langit yang hijau bertukar warna, Oleh pucuk daun kelapa. Puisi Karya Sanusi Pane Teratai Friday, 16 March 2012 505 am Karya Sanusi Pane Kepada Ki Hajar Dewantoro Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai Tersembunyi kembang indah permai Tidak terlihat orang yang lalu Akarnya tumbuh di hati dunia Daun berseri Laksmi mengarang Biarpun dia diabaikan orang Seroja kembang gemilang mulia Teruslah O Teratai Bahagia Berseri di kebun Indonesia Biar sedikit penjaga taman Biarpun engkau tidak dilihat Biarpun engkau tidak diminat Engkau pun turut menjaga zaman Rustam Effendi BUKA N BETA BIJAK BERPERI bukan beta bijak berperi, pandai menggubah madahan syair, bukan beta budak negeri, musti menurut undangan mair. sarat saraf saya mungkiri, untai rangkaian seloka lama, beta buang beta singkiri, sebab laguku menurut sukma. susah sungguh saya sampaikan, degup – degupan di dalam kalbu, lemah laun lagi dengungan, matnya digamat rasaian waktu. sering saya susah sesaat, sebab madahan tidak nak datang, sering saya sulit menekat, sebab terkurang lukisan memang. bukan beta bijak berlagu, dapat melemah bingkaian pantun, bukan beta berbuat baru, hanya mendengar bisikan alun. Percikan Permenungan, 1926 DERAI DERAI CEMARA Chairil Anwar cemara menderai sampai jauh terasa hari akan jadi malam ada beberapa dahan di tingkap merapuh dipukul angin yang terpendam aku sekarang orangnya bisa tahan sudah berapa waktu bukan kanak lagi tapi dulu memang ada suatu bahan yang bukan dasar perhitungan kini hidup hanya menunda kekalahan tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah 1949 SURAT CINTA Kutulis surat ini Kala hujan gerimis Bagai bunyi tambur mainan Anak-anak peri dunia yang gaib. Dan angin mendesah Mengeluh dan mendesah. Wahai, dik Narti, Aku cinta kepadamu! Kutulis surat ini Kala hujan menangis Dan dua ekor belibis Bercintaan adlam kolam Bagai dua anak nakal Jenaka dan manis Mengibaskan ekor Serta menggetarkan bulu-bulunya. Wahai, dik Narti, Kupinang kau menjadi istriku Kaki-kaki hujan yang runcing Menyentuhkan ujungnya di bumi. Kaki-kaki cinta yang tegas Bagai logam berat gemerlapan Menempuh ke muka Dan tak’kan kunjung diundurkan. Selusin malaikat Telah turun Di kala hujan gerimir. Di muka kaca jendela Mereka berkata dan mencuci rambutnya Untuk ke pesta. Wahai, dik Narti, Dengan pakaian pengantin yang anggun Bunga-bunga serta keris keramat Aku ingin membimbingmu ke altar Untuk dikawinkan. Aku melamarmu. Kau tahu dari dulu Tiada lebih buruk Dan tiada lebih baik Dari yang lain… Penyair dari kehidupan sehari-hari Orang yang bermula dari kata Kata yang bermula dari Kehidupan, pikir dan rasa. Semangat kehidupan yang kuat Bagai berjuta-juta jarum alit Menusuki kulit langit Kantong rejeki dan restu wingit. Lalu tumpahlah gerimis. Angin dan cinta Mendesah dalam gerimis. Semangat cintaku yang kuat Bagai seribu tangan gaib Menyebarkan seribu jaring Menyergap hatimu Yang selalu tersenyum padaku. Engkau adalah putri duyung Tawananku. Putri duyung dengan Suara merdu lembut Bagai angin laut, Mendesahlah bagiku! Angin mendesah Dengan ratapnya yang merdu. Engkau adalah putri duyung Tergolek lemas Mengejap-kejapkan matanya yang indah Dalam jaringku. Wahai, putri duyung, Aku menjaringmu Aku melamarmu. Kutulis surat ini Kala hujan gerimis Kerna langit Gadis manja dan manis Menangis minta mainan. Dua anak lelaki nakal bersenda gurau dalam selokan dan langit iri melihatnya. Wahai, dik Narti, Kuingin dikau Menjadi ibu anak-anakku!kumpulanpuisi angkatan 45. Aku (Chairil Anwar) Kalau sampai waktuku. 'Ku mau tak seorang 'kan merayu. Tidak juga kau. Tak perlu sedu sedan itu. Aku ini binatang jalang. Dari kumpulannya terbuang. Biar peluru menembus kulitku.
Amir Hamzah Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera adalah salah satu sastrawan Indonesia Angkatan Pujangga Baru Angkatan '30-an atau Angkatan 1933 dan sekaligus Pahlawan Nasional Indonesia dan .Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara. Tanggal lahir Amir Hamzah sebenarnya sempat menjadi perdebatan; Abdullah Hod kakak Amir Hamzah menyebutkan tanggal lahirnya adalah 11 Februari 1911, sedangkan 28 Februari 1911 adalah tanggal lahir yang diakui oleh Pemerintah bernama Tengku Muhammad Adil meninggal dunia pada tahun 1933, sedang ibunya bernama Tengku Mahjiwa meninggal dunia pada tahun 1931. Amir Hamzah memiliki 11 saudara Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tahun 1937. Pernikahan tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946. Amir Hamzah difitnah bekerja sama dengan Belanda, imbas dari konflik revolusi sosial di Langkat, sehingga ia ditangkap bersama beberapa orang lainnya pada tanggal 7 Maret 1946. Kemudian hari dikabarkan bahwa orang-orang yang ditangkap tersebut telah dihukum pancung pada tanggal 20 Maret 1946, tepatnya pukul WIB. Peristiwa berdarah tersebut disulut oleh Partai Komunis Indonesia PKI.Pada tahun 1948, ketika kuburan massal di Kwala Begumit digali, jenazah Amir Hamzah ditemukan diidentifikasi oleh anggota keluarga. Pada bulan November 1949, jenazah Amir Hamzah dikuburkan di Masjid Azizi, Tanjung Pura, tanggal 3 November 1975 — atas jasa-jasanya, berdasarkan SK Presiden RI Nomor 106/ tahun 1975 — Amir Hamzah diangkat menjadi Pahlawan Nasional Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru bersama Armijn Pane dan Sutan Takdir Alisjahbana pada tahun dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Karya Amir HamzahNyanyi Sunyi puisi tunggal dibukukan oleh Pustaka Rakyat, 1938; sebelumnya dimuat di majalah sastra Pujangga Baru, November 1937.Setanggi Timur puisi terjemahan dimuat di majalah sastra Pujangga Baru, Oktober 1939.Buah Rindu puisi tunggal dibukukan oleh Pustaka Rakyat, 1941; sebelumnya dimuat di majalah sastra Pujangga Baru, Juni 1941.Sastra Melayu Lama dan Raja-Rajanya diadaptasi dari pidato radio Amir Hamzah dibukukan oleh Cerdas, 1942.Bhagawad-Gita terjemahan Bhagavad Gita dalam tujuh belas ronde, berdasarkan terjemahan bahasa Belanda oleh Boissevain dimuat di majalah sastra Pujangga Baru, 1933-1935.Dalam buku Buah Rindu, secara umum, Amir Hamzah menuangkan tema cinta, rindu dan kehilangan. Sementara di dalam buku Nyanyi Sunyi, banyak diisi dengan puisi religius. Banyak puisinya yang kemudian menjadi terkenal dan dijadikan bahan ajar di sekolah-sekolah bahkan menulis puisi, Amir Hamzah juga banyak menulis esai yang dimuat di majalah sastra Pujangga Baru. Namun untuk mempersempit pembahasan, pada pembahasan kali ini, kami akan membagikan beberapa puisi yang pernah ia kami sudah merangkum beberapa Contoh Puisi Karya Amir Hamzah untuk anda baca dan hayati. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa. Kumpulan Puisi Karya Amir Hamzah
.